Sebesar apa pula sebuah titik kecil itu biasa mengatakan, “Inilah aku!” Aku hadir kalau memang dianggap perlu, dan kalau tidak perlu semuanya akan menjadi milik bersama. Analogi ini pun salah ketika disadari bahwa sebenarnya “aku” tidak berkuasa apa-apa. Bahkan untuk hidupnya sendiri. Ada kekuasaan besar yang menguasai dan memberi pengaruh pada kehidupannya. Aku bukan siapa-siapa.
Aku bisa muncul dan bisa tenggelam. Suatu saat ada dorongan besar di dalam diri ini yang mengatakan perlunya aku bersuara dan berbuat sesuatu yang bermakna. Wujud dorongan itu tak kasat mata sehingga orang lain menganggap tak ada bedanya. Antara ada dan tiada, namun pengaruh dorongan itu luar biasa. Aku memerlukannya.

Photo by fotografierende on Pexels.com

Photo by Lisa Fotios on Pexels.com