Sabar, Kapan Batasannya?

Semalam aku sudah memulainya. Tema yang tampak seperti orang-orang suci aku tuliskan sekitar jam 0.00 WIB. Satu tema yang membahas perenungan.

Sekarang sudah siang, jam di laptop saja mengatakan 14.00. Tahu kan, suasana puasa di hari pertama. Jangan tanya lagi! Ya begitulah. Mau makan, terhalang niatan puasa. Mau tiduran, eh ini masih jam kerja. Aku tahu, teman-teman satu ruangan berlagak sibuk. Sepertinya begitu. Tidak ada yang benar-benar menyelesaikan tugas kantor. Kalau aku kan memang tidak pernah dikasih pekerjaan. Aku sudah makan gaji buta memang.

Tahu kebiasaan kalau hari sudah siang begini?Kalian ngapain? Cari makanan. Ngopi? Oh, benar. Ada yang suka tidur saja. Terus?

Sebentar! Dari tadi omongan seperti melantur ke mana-mana. Kapan judulnya itu akan dituntaskan dalam sekilas ulasan saja? Kapan?. Aku bilang, “Sabar!” Sampai kapan? Ya, sampai kapan? Bisa sabar? Sampai kapan? Tidak, aku hanya bertanya, “Bisa sabar?”

20190506_074934

Entahlah. Kalian ini tanya-tanya terus. Aku sendiri tak tahu. Minimal biarkan mobil kepala kantor hilang dari peredaran. Biar kepalanya pulang.

 

Bojonegoro, ……2019

Ketika aku menghadap ke arah Erma

 

 

Advertisement

Author: nugrohokhoironi

Pembelajar hidup yang tak boleh berhenti, apapun jadinya. Perjalanan ini masih sangat dan tak akan pernah mencapai tujuan yang ditetapkan kalau hanya ditempuh dengan keluh kesah dan putus harapan.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: