Hidup ini merupakan sebuah perjalanan yang penuh konflik. Sebenarnya sangatlah wajar apabila manusia mengalami stress dan depresi pada saat ia menjalani hidupnya. Permasalahan hidup manusia begitu kompleknya, dan sering kali di luar jangkauan pikiran dan perasaannya sendiri. Manusia sendiri tidak selalu siap untuk menghadapi berbagai konflik hidup yang menyangkut diri sendiri, keluarga dan masyarakat di sekitarnya. Secara naluriah, manusia selalu berharap untuk mendapatkan kemudahan dalam hidup, bukan kesulitan.
Ternyata jalan kehidupan tidak pernah selalu mulus, tidak juga selalu berjalan sukses tanpa adanya hambatan. Dari sinilah sumber terjadinya stress dan depresi yang dialami manusia. Sedikit kita mengutip penjelasan tentang kedua istilah psikologi tersebut dari sumber Wikipedia. “Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.” Sementara itu, “Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi.”
Kita bisa memahami sekarang, sebenarnya dua kondisi psikologis tersebut wajar saja terjadi pada kehidupan manusia. Adapun kondisi yang tidak wajar adalah ketika orang lain, yakni orang yang tidak mengalami gangguan psikologis itu, justru tidak memiliki empati sedikit pun untuk membantu dan justru menjadikan orang yang mendapatkan cobaan beban mental itu sebagai bahan olok-olokan. Tolok ukur kita menjadi waras atau tidak waras justru terletak pada kemampuan kita untuk menghilangkan pandangan negatif dari orang usil tersebut. Kita harus berjuang keras untuk membuktikan bahwa kita bisa selamat dari sangkaan dan tudingan yang tidak benar.
Tidak semua orang bersifat baik hati. Itulah kenyataan hidup yang perlu dimengerti. Kebanyakan orang bersifat mau menangnya sendiri. Kita harus berhati-hati dalam mengendalikan pikiran dan perasaan kita selama bergaul dengan banyak orang. Berhati-hatilah dengan orang bersikap jahil dan usil. Sikap mereka secara umumnya selalu bersendau-gurau dan tidak memahami perasaan atau pikiran orang lain. Kita wajib memiliki mata batin yang jeli terhadap orang-orang yang bersifat dan bersikap semacam itu. Memang sangat menyakitkan, ternyata mereka adalah teman dan sahabat kita sendiri. Bagaimana caranya kita melawan mereka? Tidak bisa tidak, kita harus bersikap teguh pada pendirian kita sendiri. Jagalah selalu perasaan dan pikiran kita agar tidak menjadi rusak dan sakit hati. Santai saja.