An innocent guy for most

Dalam artian sederhana, judul tersebut di atas bisa dimaknai dengan satu maksud Orang yang tidak pernah bersalah. Bisakah kita menemukan orang yang tidak pernah bersalah dalam kehidupan sehari-hari. Jawabnya, tentu saja tidak. Namun, dalam pengetahuan psikologi ada banyak sekali penyimpangan-penyimpangan dari sikap-sikap dan perilaku normal yang kemungkinannya termasuk yang disebutkan dalam judul ini.

Kelainan secara psikologis tidak selalu disebut sebagai sakit mental seperti halnya yang menyebabkan seseorang dianggap gila atau hilang ingatan. Pada konteks tertentu, kelainan mental itu sangat kecil dampaknya, sehingga orangnya sendiri tidak begitu menyadari.

Orang yang selalu percaya bahwa dirinya dirinya sudah benar, atau bahkan selalu benar, bisa dimasukkan kategori narsis–yaitu, orang yang selalu menampakkan sikap, perbuatan atau penampilannya yang bagus di hadapan orang lain. Orang ini bangga dengan semua yang dimilikinya. Kemana pun dia berjalan, bergaul dan bersosialisasi dengan kelompok sosialnya, maka yang menjadi pembahasan adalah apa saja yang bagus pada dirinya. Sama sekali orang ini ingin memberitahukan apa-apa saja yang menjadi kekurangannya.

Sifat orang narsis selalu protektif terhadap kepribadiannya. Dia tidak ingin dianggap bersalah dalam banyak hal, termasuk bila dia sebenarnya memang menjalankan kesalahan baik yang ringan maupun yang fatal. Dia akan maju dan menyodorkan segala macam alibi untuk membersihkan dirinya dari segala macam dosa yang ditujukan kepada dirinya.

Berhadapan dengan orang yang selalu mengaku benar,  mau menangnya sendiri, atau tidak pernah mengakui kesalahan ini kita akan merasa bingung. Tidak ada yang lebih berat dibandingkan kenyataan harus berargumen dengan orang semacam ini. Meskipun pada suatu saat kita menemui betapa lemahnya alibi dan argumen yang disodorkannya untuk mempertahankan dirinya dari sangkaan orang lain, orang tersebut akan menggunakan semua kemampuannya untuk bertahan diri. Pokoknya dia tidak ingin disalahkan. Kalau dia orang yang berkuasa, dia akan marah-marah dan menantang orang yang berani membantah dirinya. Kalau dia hanya seorang laki-laki yang lemah, maka dia pun masih akan menggunakan caci-maki yang bisa membuat orang yang berhubungan dengannya langsung pergi meninggalkannya. Dan, jika orang tersebut hanyalah seorang perempuan, tangisan menjadi senjata yang diandalkan.

Tidak cukup hanya demikian. Persoalan akan berlanjut sampai kapan pun hingga orang ini memiliki kegiatan atau persoalan lain yang bisa membuatnya lupa terhadap ‘kesalahan’ yang ditujukan kepada dirinya. Baginya, tidak ada seorang pun yang boleh menyalahkan sikap dan tindakannya. Dialah orang yang paling bersih dalam pergaulan sosialnya.

Advertisement

Author: Secangkir Kopi

Aku? Tidak ada bedanya dengan orang lainnya. Aku manusia dedel kata temanku.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: