Inilah hidup! Sebuah perjalanan yang panjang dan pendeknya bukan kita yang berhak memberikan ukuran. Sebuah rangkaian perbuatan yang baik dan buruknya selalu dipertanyakan. Sebuah kenyataan yang bisa menyenangkan atau menguratkan luka hati di dalam dada. Siapa akan pernah menyangka. Tidak ada pula yang mampu merabanya. Hidup akan terus berjalan apa adanya baik disuka, dan juga dicerca. Hidup adalah ada, bisa dirasa.
Perputaran langkah kita menapaki dunia fana membuat berbagai rupa rasa. Begitulah yang sama-sama kita ketahui. Terkadang kita menyelam di luapan bahagia karena merasa mendapatkan berkah yang tiada terhingga. Itulah sebagian dari surga dunia yang nilai sangat kecil dibandingkan dengan apa saja yang bisa kita raih manakala sukses yang tercipta adalah bahagia untuk akhirat kelak. Menerima berkah, kita bersyukur sesyukurnya. Kita merasa hanya kita saja menerima cinta dari Sang Maha Pencipta. Orang lain tidak bahagia hanya karena merekalah yang durhaka. Mungkin juga pandangan sempat ada di dalam dada kita semua.
Sebenarnya, memaksakan pemikiran tentang orang lain dengan anggapan mereka sudah berbuat durhaka bukanlah hak manusia. Setinggi apapun derajat kemuliaan yang sementara ada bersama kita, saya berkeyakinan bahwa melabeli orang lain sebagai durjana dan durhaka bukan wewenang manusia. Memberikan status baik, baik sekali, untuk diri sendiri juga bukan masalah yang patut. Perjalanan hidup ini masih cukup panjang. Semua orang berkewajiban untuk berpacu dan selalu berbenah selama ruh masih memiliki hak menghidupi jasad yang fana. Perputarannya nanti ada.
Menyatakan orang lainlah yang jahat sama artinya kita berbuat hasud. Kita tidak mau berpikir positif mengenai keberadaan orang di sekitar kita juga berarti kita memiliki sebuah kejahatan terpendam. Sifat ini kalau terus menerus dipupuk akan semakin besar dan mengalahkan kebaikan yang kita miliki sendiri. Timbangan amal kita menjadi berat sebelah hanya karena kita telah berburuk sangka. Hasud dan dorongan untuk memendam perasaan dengki sangat perlu dijauhkan dari hidup kita semua.
Semakin buruk lagi kali kita bersikap aktif dan proaktif menyuarakan buruk sangka kepada lawan kita. Perkabaran buruk terus menerus kita hembuskan agar semua orang membenarkan pandangan buru kita, tanpa kita berusaha menutupi aib saudara kita. Rangkaian hasud dan dengki memperjelas semua betapa jahatnya kita bersikap dalam hidup ini. Dengki menyebabkan kita merasa bahagia melihat saudara di sekitar merasakan kebahagiaan. Bukankah kita hidup di dunia yang sama!? Dengki menjadikan kita tidak bahagia.
Akhir dari ungkapan ini adalah: bersihkan semua hasud dan dengki. Dada kita harus lapang dan bisa menerima apa saja yang menjadi bagian hidup kita. Mudah-mudahn ini bisa mengantarkan kita kepada bahagia.